”Aku sedang berdoa di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa ilahi dan aku melihat suatu penglihatan . . . (Kisah Para Rasul 11:5)
1. Pertanyaan Jemaat :
Seorang teman yang lama tidak bertemu memberikan saya sejumlah uang. Apakah dari pemberian itu saya harus mempersembahkan persepuluhan ?
Jawaban :
Tidak perlu! Kalaupun anda berikan maka itu persembahan sukarela. Sebab pertanyaan pokoknya adalah apakah pemberian itu adalah suatu upah ? Kan tidak ada yang dikerjakan anda ketika menerima uang itu, berapa yang anda persembahkan itu sukarela. Bahkan kalau dia berikan satu milyar pun, tidak ada kewajiban memberikan sepersepuluh daripadanya.
Dalam rangka peningkatan dan perbaikan kualitas konten situs ini, apabila Bapak/Ibu/Saudara/i ingin menyampaikan kontribusi dalam bentuk artikel, foto, video, dokumentasi, maupun saran dan masukan, dapat disampaikan kepada bidang terkait atau melalui e-mail ke it.gpibbethelbandung@gmail.com
Terima Kasih
Berawal dari rumah Ibadah sederhana, Gereja Bethel Bandung merupakan salah satu tonggak penyebaran agama Kristen di Tatar Sunda pada abad ke-19. Arsitektur bangunan ini kaya simbol teologis yang menggambarkan ajaran mulia kitab suci. Gereja Bethel Bandung berada di Jalan Wastukancana, Bandung. Ini adalah gereja Protestan yang pertama kali dibangun di Kota Bandung, yakni pada Mei 1924, di atas lahan seluas 3.278 meter persegi.
Sekitar sembilan bulan kemudian, pembangunan gereja selesai dan diresmikan pada 1 Maret 1925. Gereja seluas 432 meter persegi ini mampu menampung 500 Jemaat. Sebagai bangunan publik utama pada masa itu, gereja didirikan berdampingan dengan gedung balaikota, Bank Java, dan Gereja Santo Petrus di kawasan pusat pemerintahan. Bangunan bergaya klasik modern ini dirancang oleh arsitek Ir CP Wolff Schoemaker. Merunut sejarahnya, Gereja Bethel bercikal bakal dari rumah Ibadah sederhana yang dibangun akhir 1800-an. Pemberitaan Injil di wilayah Priangan dimulai pada 1856 dengan pendirian rumah Ibadah di pusat-pusat keresidenan. Pendeta pertama yang ditugaskan di Bandung adalah Ds FJN Brouwer (1885-1886).
Pada tahun 1916, Tydeman menggagas pembangunan gereja baru untuk menggantikan rumah Ibadah lama. Seiring bertambahnya Jemaat, rumah Ibadah lama tidak lagi memadai. Karena itu, masyarakat pun menyebut gereja Protestan ini sebagai Gereja Baru (De Niewe Kerk). Nama Bethel baru dipakai tahun 1964. Nama yang merujuk pada Kitab Kejadian ini bermakna rumah Tuhan atau pintu gerbang surga. Pada pintu masuk utama terdapat lima anak tangga. Jumlah ini melambangkan lima batu yang dipakai David melawan Goliat. Di bagian atas pintu tersemat tulisan dalam bahasa Latin yang menyatakan bahwa rumah ini merupakan persembahan bagi Tuhan. Menara lonceng di sudut gereja melukiskan keagungan Tuhan.
Lonceng ini dibunyikan menandai waktu Ibadah. Ruang utama gereja dihiasi jendela berkolom melengkung dengan 10 lubang angin. Jendela ini melambangkan 10 perintah Tuhan kepada Nabi Musa. Sebuah lampu gantung besar dipasang di tengah ruangan yang melambangkan peran iman sebagai pegangan dalam perjalanan hidup manusia.
Pendeta Frans Parulian Silitonga, M.Min.
Penatua Marthin Tapilouw
Penatua Ny. Sartje Duapadang
Pendeta Rosety Christina Selvia Panggabean-Sipasulta,S.Th
Penatua Johnny Freddy Tamaela
Penatua Semuel Rehuel Amos Hedohari
Penatua Ny. Meity Hermina Aneke Sumendap Mentang
Diaken Monica Agustina Raranta
Diaken Anita Elsa Kekung
Penatua Irianus Daud Pelangi
Diaken Jose Nick William Sopacua
Pendeta Ny. Rosety Christina Selvia Panggabean Sipasulta, S.Th.
Pendeta Ny. Yulianda Aryono, SmTh.
Pendeta Ny. Esther Truida Lengkey-Polii, S.Th.